Tiga Anak Kecil Dalam Langkah Malu-Malu
Depok Express Jurusan Sudirman-Tanah Abang.
Tiga anak kecil, entah pengamen atau peminta-minta, terperangkap di kereta Express, yang pintunya hanya mau terbuka di Depok Lama, Sudriman dan tanah Abang.
Untungnya kereta masih akan berhenti di Depok lama, belum langsung bablas ke Sudirman.
Anak-anak itu baunya bukan main.
Kotor. Seperti sudah 2 minggu tidak mandi.
Tanpa orang tua, hanya mereka bertiga.
Mereka cengengesan.
Beberapa kali mengeluarkan makian kotor, sambil tertawa-tawa.
Makian yang diajarkan oleh dunia anak jalanan.
Anak sekecil itu sudah harus kenal dengan kata-kata kotor.
Kasihan.
Tanpa pendidikan.
Tanpa kasih sayang.
Tanpa masa depan.
..tanpa jaminan keselamatan hidup.
Gue jadi langsung ingat tentang Amanat Agung Kristus.
Amanat itu, diperuntukan bagi mereka.
Jiwa yang terhilang.
Entah kenapa gue juga jadi teringat dengan puisinya Taufik Ismail yang dulu diajarin di SD yang judulnya : Karangan Bunga.
Momennya pas.
Bedanya dulu kejadiannya terjadi di masa perang melawan penjajah.
Dan sekarang kejadiannya terjadi di masa perang melawan kemiskinan.
Kemiskinan.. dan well,...pemerintah yang buta.
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
"Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi."
1966
Taufik Ismail
0 Comments:
Post a Comment
<< Home